Rabu, 16 Februari 2011

LEADERSHIP AND TEAMWORK IN HEALTH SERVICES

Tidak ada manusia yang super perkasa, seolah-olah bisa bekerja sendiri dalam pekerjaan yang kompleks. Permasalahan di pelayanan kesehatan padat kepentingan, rawan akan konflik !!!!!
Penataan cara bekerja di pelayanan kesehatan perlu professional character building dokter.
• Individu harus menyadari bahwa setiap fungsi dan kepentingannya mempunyai efek pada fungsi dan kepentingan individu lain dalam organisasi, demikian sebaliknya
• Setiap individu menghadapi berbagai macam tugas dan kewajiban, sehingga harus tahu prioritas penyelesaian pekerjaan
• Kepentingan organisasi harus didahulukan daripada kepentingan individual dalam tingkat manapun

Ciri karakter profesional DOKTER dalam menjalankan pelayanan
1. Mengutamakan pelayanan ke pasien dan peserta didik
2. Pembelajaran diri sendiri dan kepada kolega
3. Inovasi melalui riset dan telaah pengembangan institusi
4. Sikap kerja yang bernuansa disiplin dalam kehadiran serta kepatuhan akan etika, prosedur yang sudah disepakati dan prinsip kemitraan

Perhatian pada QUALITY of CARE lebih meroket setelah adanya publikasi dari IOM:
“To Eorr is Human” (th 1999)
“Crossing the Quality Chasm” (th 2001)
Dorongan ke pelayanan kesehatan prima untuk implementasi program Quality & Safety

TRANSFORMATIONAL CHANGING
 Perubahan secara kualitatif dalam suatu sistem organisasi untuk menuju PELAYANAN PRIMA
 Reframing nilai-nilai, keyakinan dan sikap yang ada pada organisasi
 Redefinisi dari lingkup aspek psikososial yang saling berkaitan
 Pengembangan individu, performa dan budaya organisasi  peningkatan daya saing
Untuk menciptakan perubahan budaya ini diperlukan “Transformational Leadership”, bukan “Managership”
WHY ?
Keberhasilan Transformasi :
• Peran Leadership 70 % - 90 %
• Peran Managership 10 % - 30 %
( Kotter, 1998 )

“ Act as a Leader, not a Manager, Stop Managing, Start Leading !”
( Robert Flater : “Jack Welch and GE Way” )

Leadership :
- Critical decision making
- Strategic decision
- Option widening
- Opportunistic surveillance
- Goal setting and changing
- Prospective
- Proactive
- Elevate employee
- Shape the organization’s culture
(Emergent; Personal; Moral; Consensual, catalystic; Empower people)

Managership
- Routine decision making
- Technical decision
- Uncertainty reduction
- Problematic search
- Goal achieving
- Retrospective
- Reactive
- Exchange with Employee
- Work within the organization’s culture
(Designated; Structural; Rules and regulations; Hierarchie; Control and influence people)

TRANSFORMATIONAL LEADERS
“Kepemimpinan tranformasi” bersifat karismatik, inspiratif, stimulatif dan berani mengambil resiko dengan penuh pertimbangan. Mereka memberikan kepada ‘anak buah’ rasa ikut berperan; melukiskan gambaran tentang keberhasilan; menyampaikan tujuan bersama, saling pengertian, dan masa depan yang menarik.
Seseorang dikatakan sebagai pemimpin tranformasi: (Walshe, 2000)
o Memiliki visi dan tujuan kedepan yang jelas
o Mempunyai kemampuan sbg dinamisator organisasi dan menunjukkan semangat yang tinggi dalam melaksanakan tugas organisasi secara benar dan bertanggungjawab
o Menciptakan iklim saling percaya, saling menghargai dan membantu kolega lain untuk senantiasa meningkatkan kapasitas pribadi
Misi : - Identitas jatidiri lembaga
- Raison d’etre (Reason for being)
- Milik Organisasi
Visi : - Cita-cita yang ingin diraih
- Gambaran Organisasi di masa datang
- Milik pimpinan yang menjadi pedoman bersama (konsep dan konsistensi)
Objektif : - Tujuan Strategik
- Tujuan Finansial
Langkah-langkah Pemimpin Senior dalam Organisasi Modern: (Gaspersz, 2007)
1. Melaksanakan Misi dan Nilai organisasi dalam pencapaian Visi dan Tujuan Strategik
2. Bersama Tim Manajemen merumuskan “Master Improvement Story ”, menyebar-luaskan informasi proporsional ke seluruh bagian organisasi dan berperan dalam implementasinya
3. Mempersiapkan kader-kader pemimpin organisasi masa depan dengan menumbuhkan budaya organisasi yg kondusif

DEVELOPING A CULTURE  WHAT SHOULD LEADER DO  THE BENEFIT OF TEAMWORK

Developing a culture of customer service:
• An organization’s culture is the shared philosophies, ideologies, values, beliefs, attitudes, and norms that knit the organization’s member together
• Culture guides the way employees of the organization act and think as they go about doing their jobs
(Encyclopaedia of Quality Management in Hospital & Health-care Administration. 1st Ed, 2006)

Healthcare leaders should:
• Have a strong commitment to excellent service and communicate it through words and deeds – clearly and consistently to those inside and outside the organization
• Creating and sustaining the organizational culture and convincing their employees to believe in that culture as well
• Motivate people develop their talents, provide them with proper resources, and reward them when they succeed

To walk the talk
• The most important influence on any organizational culture is the behavior of the leaders
• The top healthcare executives have been modelling behavior that does give a high priority to the major concerns of that customers : patient care, informations, pain management, positive attitudes of physicians and nurses, etc

Teamwork :
• Healthcare employee knows that they are essential parts of organizations that profoundly influence people’s live. They will work hard on behalf of that team’s goal because they are so committed to the purpose of the organization
• They should know that they can not work alone, with competence of others they will get synergism
(Fattler MD, Ford RC, & Heaton CP; 2006)
The benefit of work as a team:
1. Team can generate by discussing and resolving problems affecting the team and the organization
2. Team can assist in the supervising role of management by providing an ongoing monitoring of each team member’s behavior and productivity
3. Team help everybody learn more about the organization and what it does
4. Team makes decisions for itself, owns them, understands them, and becomes responsible for making them work and monitoring their outcomes

Kebutuhan akan Clinical / Medical Leadership
Kennedy & Messinger, 2005 (ECG, US):
o Institute of Medicine (IOM) pointed out that care based on training and individual experience – rather than on evidence - is a leading cause of error
o The key processes that drive high quality care will require consent and cooperative from doctors – the imperative for medical leadership
Cathy Balding, 2005 (VQC, Australia):
o It is needed a set of tasks to lead improvement in the safety & quality of healthcare and the attribute required to successfully carry them out
o Clinician cannot work in isolation, they require in the form of clinical teams. Clinical leader can maximize the effectiveness of those teams

3 undang-undang terkait upaya kesehatan dan standar kompetensi dokter di Indonesia mengisyaratkan perlunya kerjasama intra dan antar profesi (konsep teamwork di Indonesia) dalam pengaturan dan pembinaan serta peningkatan mutu pelayanan klinik
a. UU no. 44, th 2009 tentang Rumah Sakit (Penjelasan Bab Umum)
“Di dalam rumah sakit berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan masing-masing berinteraksi satu sama lain . Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan dalam rumah sakit”
b. UU no. 36, th 2009 tentang Kesehatan (Bab V, XIII, XVIII)
Bab V, Bagian kesatu: Tenaga Kesehatan
Bab XIII : Pengelolaan Kesehatan
Bab XVIII : Pembinaan dan Pengawasan
“Pemerintah mengatur pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dan penyelenggaraan pengelolaan kesehatan”
c. Undang-undang 29/ th 2004 (tentang Praktik Kedokteran)
Hak & Kewajiban Dokter – Psl 51 b. Merujuk pasien ke dokter lain yg mempunyai keahlian atau kemampuan yg lebih baik.
Hak & Kewajiban Pasien -- Psl 52 b. Meminta pendapat dokter lain

Area kompetensi dokter:
1. Komunikasi efektif
2. Keterampilan klinis
3. Landasan ilmiah ilmu kedokteran
4. Pengelolaan masalah kesehatan
5. Pengelolaan informasi
6. Mawas diri & pengembangan diri
7. Etika, moral, medikolegal dan profesionalisme serta keselamatan pasien

Bagaimana konsep interprofessional education ?
• Kerjasama antar profesi , yg penting pada pelayanan klinis yg berkualitas, lebih merupakan suatu “behaviour” yg harus dipupuk sejak saat pendidikan, terutama dalam pendidikan spesialis
• Rumah sakit pendidikan dalam mengemas pelayanan unggulan harus merupakan bentuk layanan terpadu multidisiplin dg pelaksana integrated service line management team dan evaluasi melalui comprehensive advisory council

Siapa yang memimpin pengembangan konsep ?
Chief Medical / Clinical Officer
• Has specific duties related to the management, direction, and evaluation of quality initiatives and clinical affairs, involved with strategic planning and relationships with critical physician groups, and model desired behaviour through their activities
• Be able to empowering and holding accountable staff at all levels (including registrars/residences) to be appropriately involved in monitoring and improving care and services
The key aspects of good clinical performance – ensuring that the right things are done in the right way at the right time for the right person, by the right people with right behaviour  The concept of systematic working & systemic thinking

Systematic working management
• Manajemen operasional organisasi usaha yang populer di negara Skandinavia
• Menjadi alternatif dari gaya manajemen yang berkiblat pada AS yang bernuansa persaingan pasar
• Pemahaman adanya saling ketergantungan antar komponen-komponen dalam suatu organisasi, untuk mengatasi problem yang kompleks yang mempunyai banyak penyebab dan banyak akibat maupun banyak efek samping
Dengan bekerja sistematik dan berpikir sistemik dalam kerangka pembentukan karakter profesional, maka semoga kita akan mampu berlomba dalam kebajikan di pelayanan kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar